KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
Oleh :Damson Silaban, S.Pd
Instansi : SMP N 1 Aek Natas
CGP Ak. 11 Labuhanbatu Utara
1.Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Seorang pemimpin pembelajaran perlu memperhatikan filosofi Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani. Artinya bahwa seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana mampu beradaptasi dengan baik dengan kebijakan-kebijakan yang perlu diperhatikan sangat detail akan dampak kedepannya. Pemimpin harus bisa menjadi teladan atau contoh bagi siapa saja khusnya murid dan lingkungan. Selanjutnya, pemimpin sebagai bagian dari organisasi atau komunitas perlu turut menggerakkan untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat. Pada kesempatan lain, pemimpin juga perlu menjadi motivator dan pendorong bagi murid maupun rekan-rekan dan lingkungan untuk melaksanakan berbagai Keputusan yang telah dibuat. Dengan patrap triloka ini diharapkan pengambilan Keputusan selalu berpihak pada murid.
Kaitan Pratap Triloka dengan Pengambilan Keputusan:
Ketiga semboyan dalam Pratap Triloka menekankan pada kepentingan bersama, bukan kepentingan individu. Seorang pemimpin yang menerapkan filosofi ini akan selalu mempertimbangkan dampak keputusan yang diambil terhadap seluruh anggota tim atau organisasi, dengan menjadi teladan, memotivasi, dan memberikan dukungan, pemimpin akan membangun kepercayaan di antara anggota tim. Kepercayaan ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan, karena anggota tim akan lebih mudah menerima dan mendukung keputusan yang telah diambil. Filosofi Pratap Triloka mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang fleksibel. Terkadang, kita perlu berada di depan, di tengah, atau di belakang, tergantung pada situasi yang dihadapi. Seorang pemimpin yang baik harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya sesuai dengan kebutuhan. dan hal terakhir yang saya cermati adalah bahwa pratap Triloka mendorong kita untuk terus belajar dan berkembang. Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah berhenti belajar, termasuk dalam hal pengambilan keputusan. Mereka akan selalu mencari cara untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menganalisis situasi, membuat keputusan, dan mengevaluasi hasil.
2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan menentukan cara pandang terhadap situasi yang dihadapi hingga keputusan yang diambil. Nilai-nilai yang kita yakini secara mendalam, baik yang berasal dari keluarga, agama, budaya, atau pengalaman pribadi, memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini bertindak sebagai kompas moral yang memandu kita dalam memilih tindakan yang paling sesuai dengan keyakinan kita namun dalam pengambilan keputusan, kita harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan tentu berpengaruh pada 3 prinsip yang dapat diambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).
3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari ada kaitan dengan kegiatan coaching yang pernah dilakukan pada modul sebelumnya. Jika pada proses coaching kita membantu agar coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri, maka dalam modul 3.11 ini kita merefleksi apakah keputusan yang dibuat sudah berdasarkan nilai-nilai kebjikan universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini, kita perlu memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu akan membuat suatu keputusan terbaik. Coaching mendorong individu untuk merefleksikan kembali seluruh proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan. Mulai dari identifikasi masalah, pengumpulan informasi, hingga pemilihan alternatif dan implementasi.
4.Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus memiliki kestabilan sosial dan emosional karena tentu akan berpengaruh saat mengambil keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru perlu mindfullness sebelum mengambil keputusan agar tidak gegabah. Guru juga perlu berempati terhadap orang lain dan berkolaborasi agar dapat meperoleh data dan fakta yang diperlukan relevan dengan kasus yang bergubungan dengan dilema etika. Dan pada akhirnya, guru yang memiliki kompetensi sosial emosional akan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab bagi dirinya maupun lingkungannya.Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Dilema etika seringkali melibatkan konflik antara nilai-nilai yang berbeda, dan kemampuan untuk mengelola emosi dan memahami perspektif orang lain menjadi kunci dalam menemukan solusi yang tepat.
5.Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut seorang guru akan menuntunya dalam membuat keputusan yang baik. Jika seorang guru meyakini berbagai nilai- nilai kebajikan merupakan bagian dalam dirinya maka dipastikan itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang memiliki integritas dan bertanggung jawab. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut versi pribadi. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai- nilai kebenaran dan kebajikan.
6.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak terhadap sekolah tentu ke arah yang lebih baik. Keputusan harus memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negative, jika mungkin tidak ada dampak negatif.Keputusan yang jelas mengenai aturan dan tata tertib di lingkungan sekolah akan memberikan rasa aman dan kepastian bagi semua pihak, pengambilan keputusan yang cepat terhadap masalah yang muncul akan mencegah masalah menjadi lebih besar dan memberikan rasa aman bahwa masalah akan segera teratasi dan konsistensi dalam menerapkan aturan akan membuat siswa merasa bahwa aturan tersebut berlaku untuk semua dan tidak ada perlakuan istimewa.Suatu Keputusan harus berlandaskan nilai-nilai Kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid, dengan landasan tersebut, kita akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika antara lain tekanan untuk mengikuti norma atau pendapat mayoritas, bahkan jika bertentangan dengan nilai-nilai etika pribadi. menyamakan frekuensi berbagai pandangan bahwa kasus dilema etika perlu disikapi dengan bijak dan cepat agar tidak menjadi kasus yang semakin besar dan memberikan dampak yang makin luas . Selain itu, perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan mengikuti 9 langkah pengambilan Keputusan dapat meminimalkan rasa tidak nyaman dan Keputusan yang diambil dapat diterima oleh semua pihak.Perubahan paradigma, seperti pergeseran nilai, perubahan teknologi, atau dinamika sosial yang baru, seringkali memicu munculnya dilema etika yang kompleks maka kita harus terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, dan ini membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks pendidikan, khususnya dalam pengajaran yang memerdekakan murid, memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Keputusan yang kita ambil akan membentuk pengalaman belajar murid dan berdampak pada potensi mereka.Pengambilan keputusan yang kita ambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Dengan kita memetakan kebutuhan murid, kemudian kita memenuhi kebutuhan tersebut dengan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengoptimalkan potensi maka itu adalah Keputusan yang tepat. Artinya bahwa pengambilan Keputusan yang kita ambil mendukung Merdeka belajar pada murid agar dapat belajar tanpa paksaan, Bahagia, dan sesuai minat tanpa ada paksaan dan tekanan. Ini tentu menjadi harapankita bahwa murid-murid akan sukses dan Bahagia dengan bidangnya masing-masing. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada. kemudian hari. Begitu juga dengan penguatan karakter yang kita laksanakan, itu adalah suatu keputusan dari guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu akan berdampak baik bagi murid baik kini maupun di masa mendatang.
9.Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan yang diambil akan membentuk lingkungan belajar, kurikulum, metode pengajaran, dan berbagai aspek lain yang secara langsung memengaruhi perkembangan siswa. Setiap murid memiliki potensi yang unik. Keputusan pembelajaran yang tepat akan membantu mengidentifikasi dan mengembangkan potensi tersebut secara optimal kemudian keputusan dan pembelajaran baiknya berpusat pada murid dengan mengambil keputusan yang berpihak pada murid, kita menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan murid aktif dalam proses pembelajaran, mengeksplorasi minat mereka, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, karena guru yang baik mampu memaksimalkan keunikan dan potensi masing-masing anak didik mencapai kebahagiaannya dan potensi terbaiknya/ tujuannya.
10.Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini adalah pentingnya pemimpin mempertimbangkan berbagai hal khususnya 4 paradigma, 4 prinsip, dan melaksanakan 9 pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik. Tentu dalam pengambilan keputusan berlandaskan 3 hal yakni berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.
keterkaitan dengan modul modul sebelumnya :
Modul 1.1
Sebagai Pemimipin Guru tidak hanya proses mengajar yaitu transfer ilmu kepada anak tetapi mampu menuntun murid untuk mengembangkan potensinya untuk mencapai kebahagiaan.
Modul 1.2
Sebagai pamong, guru penggerak harus memiliki peran berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan invatif sehingga mendapatkan keputusan yang berpihak pada murid.
Modul 1.3
Dalam perannya sebagai pemrakarsa perubahan, guru perlu menyusun visi yang berorientasi ke depan dengan langkah BAGJA.
Modul 1.4
sebagai teladan dalam pengambilan keputusan dengan adanya keyakinan kelas, penerapan segitiga restitusi akan mewujudkan budaya positif.
Modul 2.1
dalam pengambilan Keputusan untuk melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada murid diantaranya adalah memenuhi kebutuhan murid yakni dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Modul 2.2
Sebagai pemimpin pembelajaran juga perlu kompetensi sosial emosional, KSE ini meliputi Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab. Dalam penyelesaian masalah seseorang harus hadir sepenuhnya (mindfullness) sehingga fokus menjadi baik dan keputusan yang diambil berdampak positif.
Modul 2.3
Dampak positif dapat diperoleh dari proses coaching yang baik, Dimana coach sebagai mitra yang membantu coachee untuk meningkatkan performa kerja, seorang coach yang dilatih sebagai pemimpin akan mampu mengarahkan coachee dalam menagmbil keputusan
11.Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Menurut saya, dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berlandaskan 3 hal yaitu nilai-nilai kebajikan, bisa dipertanggungjawabkan,d an berpihak pada murid. Nilai-nilai kebajikan ini digunakan untuk mengenali dua kasus yang bernilai benar lawan benar. Prinsip yang digunakan diantaranya ends-based thinking, rule-based thinking, dan care-based thinking. Dengan berbagai macam pertimbangan dan langkah – langkah diharapkan hasil yang diperoleh merupakan keputusan terbaik dengan memaksimalkan dampak positif. Hal yang tidak terduga diluar dugaan adalah melalui komunikasi dan kolaborasii maka pengambilan Keputusan dapat lebih maksimal sehingga komunikasi dan kolaborasi sangatlah penting.
12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah mengambil Keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral. Perbedaannya dulu saya mengambil keputusan tanpa melakukan langkah-langkah pengujian, ekseskusi sebuah masalah berorientasi hanya pada identifikasi dan penyelesaian berdasarkan kekeluargaan saja. Kalau saya ini saya lebih percaya diri dalam pengambilan keputusan karena sudah melalui Langkah-langkah pengujian hingga mempertimbangkan dampaknya lebih lanjut, dan saya rasa akan selalu mengupayakan win-win solution.
13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah mempelajari kosep ini, perubahan cara pandang saya adalah bahwa sebelum mengambil keputusan perlu adanya pengujian agar keputusan yang dihasilkan adalah yang terbaik. Perubahan yang berjadi tentunya dengan mengikuti 9 langkah, 4 paradigma, dan 3 prinsip saya menjadi lebih detail dan berhati – hati saat mengambil keputusan.
14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya penting dalam mempelajari topik modul ini karena memberikan pemahaman yang komprehensif untuk dapat mengambil keputusan baik secara individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui modul ini saya memahami cara membuat keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang saya ambil akan jauh lebih baik dari kondisi saya sebelum mempelajari modul ini.
Semangaat pak, Tulisannya bagus
ReplyDeletehttps://kreatifitastanpabatasusia.blogspot.com/2024/10/demonstrasi-kontekstual-modul-31.html
Ini blog saya pak
Salam CGP angk 11